Sabtu, 09 Agu 2025
  • Selamat Datang di Madrasah Kami - Madrasah Berbasis Pesantren - Mencetak generasi cerdas, Kreatif dan berbudi luhur

Menjaga Marwah Profesi: Pentingnya Kode Etik Guru dalam Dunia Pendidikan

Oleh: Ahmad Faozi (PPG-LPTK UNJ)

Guru adalah sosok yang bukan hanya mengajar, tetapi juga mendidik, membimbing, dan menjadi teladan. Dalam tradisi pendidikan kita, guru sering disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Namun, di balik ungkapan itu, ada tanggung jawab besar yang mengikat profesi guru: menjaga amanah pendidikan melalui kode etik guru.

Apa Itu Kode Etik Guru?

Kode etik guru adalah seperangkat norma, nilai, dan prinsip moral yang menjadi pedoman perilaku guru dalam menjalankan tugasnya. Ia bukan sekadar aturan tertulis, tetapi cerminan dari panggilan hati seorang pendidik. Kode etik ini mengatur hubungan guru dengan peserta didik, orang tua, rekan sejawat, masyarakat, bahkan dengan profesinya sendiri.

Mengapa Kode Etik Penting?

  1. Menjaga Kehormatan Profesi
    Guru adalah figur publik di lingkungan sekolah maupun masyarakat. Sikap, ucapan, dan tindakannya menjadi sorotan. Kode etik menjaga agar guru tidak kehilangan wibawa dan kepercayaan masyarakat.
  2. Membangun Kepercayaan
    Hubungan pendidikan berdiri di atas kepercayaan. Dengan menjunjung kode etik, guru memastikan peserta didik dan orang tua merasa aman dan percaya pada proses pembelajaran.
  3. Menjadi Teladan Nyata
    Anak belajar bukan hanya dari materi pelajaran, tetapi juga dari sikap gurunya. Konsistensi memegang nilai-nilai etik membuat guru menjadi teladan yang hidup.

Prinsip-Prinsip Utama Kode Etik Guru

  • Integritas: Bersikap jujur dan bertanggung jawab dalam setiap tugas.
  • Keadilan: Memberikan perlakuan yang sama tanpa diskriminasi.
  • Kepedulian: Mengutamakan kepentingan peserta didik.
  • Profesionalisme: Terus mengembangkan diri dan kompetensi.
  • Keteladanan: Menjadi contoh yang baik dalam perilaku sehari-hari.

Tantangan Penerapan Kode Etik

Di era digital, tantangan guru semakin kompleks. Media sosial, perubahan budaya, dan arus informasi cepat bisa menguji konsistensi guru dalam memegang kode etik. Di sinilah pentingnya kesadaran diri, pelatihan berkelanjutan, dan dukungan dari komunitas pendidikan.

Menjadi guru bukan sekadar pekerjaan, melainkan amanah yang melekat seumur hidup. Kode etik guru adalah kompas moral yang menuntun perjalanan itu. Jika setiap guru memegang teguh nilai-nilai ini, pendidikan kita akan melahirkan generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga kuat secara akhlak.

Seperti pesan Ki Hadjar Dewantara, “Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani” — di depan memberi teladan, di tengah membangun semangat, di belakang memberi dorongan. Itulah hakikat guru sejati.

KELUAR