Pelopor berdirinya MTs Nur Iman Mlangi adalah dari Yayasan Nur Iman Mlangi yang diketuai oleh Dr. KH Tamyis Mukharom, M.A Bersama Para Pengasuh Pondok Pesantren Yang ada di Mlangi. Kemudian K.H Rifqi Aziz Maksum menunjuk salah satu santri beliau bernama Ahmad Faozi sebagai penanggungjawab teknis pendirian dan operasional.
Yayasan Nur Iman merupakan pendiri delapan pondok pesantren di Mlangi, Gamping, Sleman, Yogyakarta. Jadi awal mula kehadiran MTs Nur Iman Mlangi berasal dari pondok pesantren salaf di dusun Mlangi yang berada di bawah Yayasan Nur Iman. Terdapat 8 pesantren yang ada di Mlangi yaitu Pondok Pesantren Al-Miftah, Pondok Pesantren AlFalahiyah, Pondok Pesantren Al-Huda, Pondok Pesantren Al-Salimiyah, Pondok Pesantren An-Nasyath, Pondok Pesantren Mlangi Timur, Pondok Pesantren Al-Mahbubiyah, dan Pondok Pesantren Aswaja Nusantara.
Pengasuh dari masing-masing 8 pondok pesantren di Mlangi melakukan musyawarah yang menghasilkan keputusan untuk mendirikan lembaga pendidikan formal yaitu MTs Nur Iman. Nama Nur Iman diambil dari nama Kyai Nur Iman atau RM Sandiyo (diperkirakan lahir pada sekitar abad ke-18 atau tahun 1700-an) yang merupakan pendiri dusun Mlangi dan kyai pertama yang menyebarkan agama Islam di dusun Mlangi. RM Sandiyo adalah putra pertama dari RM Suryaputra yang bergelar Raja Amangkurat IV dengan RA. Retno Susilowati (putri dari pahlawan nasional Untung Suropati yang saat itu bergelar Adipati Wiranegoro). RM Sandiyo merupakan saudara tertua para tokoh Kerajaan Mataram yaitu antar lain Pangeran Mangkunegara I, Raja Pakubuwana II, dan Raja Hamengkubuwana I. Kyai Nur Iman/RM Sandiyo mengamalkan ilmu yang diperoleh di pesantren, kemudian dia mendirikan pondok pesantren di Mlangi.
MTs Nur Iman mulai berdiri dan menerima siswa baru pada tahun ajaran 2015/2016. Pada saat itu sekolah mendapatkan siswa angkatan pertama berjumlah 33 siswa. MTs Nur Iman Mlangi mendapatkan ijin operasional pada tanggal 23 Mei 2016. Keberadaan MTs Nur Iman Mlangi mendukung kelestarian lingkungan sosial pendidikan Islami yang telah lama tumbuh di Mlangi. MTs Nur Iman Mlangi tetap berakar pada nilai dan tradisi yang berbasis pesantren. Hal ini dikarenakan perkembangan zaman memunculkan perubahan-perubahan cerdas dan inovatif namun pendidikan harus tetap berpijak pada nilai dan tradisi kebudayaan pesantren yang ada.
Pendirian madrasah formal diharapkan dapat membantu menjawab tantangan-tantangan masa depan.
Pendidikan bermutu merupakan langkah dalam menciptakan kualitas generasi muda yang memahami persoalan zaman dan merumuskan jawabannya. Madrasah sebagai sebuah lembaga pendidikan yang berkomitmen memiliki kualitas tinggi secara akademik, namun di sisi lain berpijak secara mendalam dan kuat pada akar nilai dan tradisi pesantren. Pokok pikiran pendirian Madrasah Tsanawiyyah Nur Iman Mlangi berpijak pada hakekat manusia (insan) yang memiliki dua unsur dan lima dimensi utama. Dua unsur utama adalah jismiyah dan ruhaniah. Lima dimensi utama adalah tubuh (jism, jasad); akal, hati, ruh, dan nafsu (ruhaniah).
Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang seimbang dan tegak lurus dalam menggali, mengembangkan, dan mendidik kelima unsur tersebut. Pendidikan di MTs Nur Iman Mlangi bertujuan menumbuhkan kesehatan jasmani, mengembangkan prestasi akademik, dan kecerdasan hati (kedalaman spiritual) secara seimbang dan optimal.
MTs Nur Iman Mlangi mempunyai nilai tambah dibandingkan sekolah lainnya yaitu dengan adanya nilai-nilai keislaman berbasis pesantren. Nilai inilah yang akan mendasari untuk tercapainya tujuan masyarakat membentuk khairu ummah, umat terbaik yang mampu membawa kemaslahatan umat dari kemampuan akademik dan akhlakul karimah (Yayasan Nur Iman Mlangi, 2015).
Oleh:
YUSTI MARLIA BERLIANI
16705251012
PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2018